International Pole and Line Foundation (IPNLF), adalah yayasan amal global yang mendukung dan mempromosikan perikanan tuna pole-and-line, handline, dan troll yang berkelanjutan dan bertanggung secara lingkungan dan sosial, yang baru-baru ini memperkuat jajaran Board of Trustees dengan mengangkat Bapak Mohammad Zulficar Mochtar sebagai anggota. Beliau adalah Direktur Eksekutif dari Courage Consulting Indonesia dan Penasihat Senior untuk Perikanan yang Berkelanjutan pada Tropical Landscapes Finance Facility di Indonesia.

M. Zulficar Mochtar memiliki pengalaman luas di bidang pemerintah dan nirlaba. Pada rentang tahun 2018 sampai 2020 beliau menjabat sebagai Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI), Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) di KKP, dan sebagai Ketua Tim Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir IFAD yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dan kepulauan kecil di Indonesia.

Zulficar bergabung dengan Susan Imende dari Kenya dan Yinji Li dari Jepang sebagai anggota majelis yang ditunjuk oleh IPNLF pada tahun 2021. Para wali amanah ditugaskan, antara lain, untuk memastikan bahwa yayasan amal ini melaksanakan tujuannya untuk kepentingan publik, dan bahwa pekerjaannya sejalan dengan tujuan amalnya, yakni penggunaan sumber daya secara bertanggung jawab yang memastikan perlindungan keanekaragaman hayati laut, dan pada saat yang sama juga melindungi hajat hidup masyarakat pesisir. Visi IPNLF tentang pembangunan dunia perikanan yang bertumbuh pesat dalam keseimbangan dengan alam dengan cara menangkap ikan satu per satu, sangat relevan dengan fokus dewasa ini pada kebutuhan global untuk membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan, seimbang, dan berketahanan. Hal ini, misalnya, merupakan salah satu judul utama pada UN Food Systems Summit bulan September 2021, yang mengakui kekuatan sistem pangan untuk mendorong pemulihan kita dari pandemi COVID-19, sehingga kita dapat kembali pada jalur untuk mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Sejalan dengan ditetapkannya tahun 2022 sebagai International Year of Artisanal Fisheries and Aquaculture (IYAFA 2022), maka pekerjaan IPNLF menjadi lebih relevan dari masa sebelumnya.

Pak Zulficar meraih gelar Msc di bidang Perencanaan Berkelanjutan dan Kebijakan Lingkungan dari Cardiff University di Inggris, kemudian setelah kembali ke Indonesia beliau bekerja selama 20 tahun lebih di sektor kelautan dan perikanan. Pengalaman beliau pada jajaran pejabat tinggi di KKP, keterlibatan dalam sektor pemerintah, dan pengalaman di lapangan tentang masalah perikanan di Indonesia, membuat dirinya menjadi aset yang sangat berharga bagi Board of Trustees IPNLF.

Ketika bergabung dengan Majelis IPNLF, Pak Zulficar mengatakan, “Kita sudah tidak mungkin lagi bekerja sendirian di dunia ini. Tidak realistis lagi untuk bekerja hanya di satu negara mengatur pengelolaan tuna. Setiap negara adalah unik dalam kemampuan, kekuatan, dan kelemahannya. Sebab itu, berbagi apa yang telah kita pelajari, serta pengetahuan, pengalaman, dan model kerja akan memastikan agar kita tetap relevan dan berpengaruh. Maka dengan senang hati saya akan berbagi pengalaman saya tentang perikanan di Indonesia, dan mendapat pelajaran serupa dari negara-negara lain untuk meningkatkan manajemen perikanan di seluruh dunia.”

Ketika menyambut bergabungnya wali amanah terakhir mereka ini, Marvin Purves, Managing Director IPNLF berkata, “Atas nama Board of Trustees dan segenap jajaran IPNLF, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Zulficar atas semangat dan energi yang telah beliau bawa dalam diskusi-diskusi kita. Kami menyambut keahlian beliau yang sangat berharga dalam melanjutkan upaya kita untuk menerapkan rencana 5 tahun kita dalam melakukan advokasi dan mewakili pemancing satu per satu di seluruh dunia.”

Pak Zulficar menduduki jabatan beliau selaku anggota Board of Trustees IPNLF saat itu juga.